Terus terang saja, aku bukan tipe orang yang dengan mudah mengikuti semua kegiatan di sekolah.
Tapi, karena ada teman-teman, sahabat yang baiknya pake banget, mereka itulah yang bikin betah ada disekolah dan mengikuti segala kegiatan didalamnya. :))
***
Tahun-tahun sebelumnya, agenda rutin tahunan "Pondok Romadhon" diadakan di Masjid Agung Surabaya, tapi tahun ini berbeda. Diadakan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah dengan menginap selama 2 hari 1 malam.
Terus terang aja gitu, selama 16 tahun bernafas, aku baru sekali menginjakkan kaki di pondok pesantren. Yap, setahun yang lalu, aku diajak ayah ke pondok pesantren yang pernah ia tinggali semasa SMA, Ponpes Tebuireng Jombang. Karena saat itu, aku juga ada teman dekat disitu, yasudah aku mengikutinya, sekalian ketemuan gitu deh ceritanya. haha :D
Ponpes Tebuireng, Jombang. Image is taken from google.
***
Jumat, 10-08-12
Berangkat dari rumah pagiii karena jarak Pondok yang cukup jauh. Pondoknya ada didaerah deket Jembatan Suramadu gitu, jadi yaa lumayan panas lah. hehe :D Sampai sana, yaa registrasi dan masuk kedalam kamar, naruh tas, dan nunggu teman-teman yang lain.
Spanduk Selamat Datang.
lokasi: Didepan Ponpes Assalafi AlFithrah
Photo is taken from my teacher.
Masjid didalam area pondok.
Photo is taken from my teacher.
Sayang nggak sempet foto didepan sini huhu
Map yang dapet saat registrasi
Sebenarnya, sudah nggak kaget waktu masuk kamarnya. Kebetulan, banyak teman SD yang memutuskan untuk melanjutkan ke Pondok Pesantren, mereka juga banyak cerita bagaimana fasilitas di pondok pesantren itu. There was no bed, tidak papaaa :)) One room is available for 30 students, tidak papaaa :)). Anggap saja belajar berbagi
***
Hari pertama diisi dengan pembukaan, pemberian materi, sholat berjama'ah, dan sebagainya. Dalam pembukaan itu, disuguhi kayak Qasidahan gitu. Terakhir liat Qasidahan saat SD, jadi yaa sedikit-sedikit nostalgia gitu lah. :D
Photo is taken from my teacher
Disana kita benar-benar dididik layaknya santriwan santriwati. Dari sekolah, ditetapkan untuk tidak memakai celana dalam bentuk apapun bagi yang putri, jadi yaa kemana-mana pake rok gitu. Subhanallah, aku merasa jadi cewek feminim yang sesungguhnya (?)
Dalam pemberian materi, layaknya santri. Kita tidak memakai alas kaki. Tak ada kursi alias lesehan. Sayang tak ada fotonya. Aku hanya berhasil mendapatkan foto ini.
Proses pemberian materi.
Photo is taken from my teacher.
Buku materi yang subhanallah isinya bermanfaat banget.
Nambah banyak pengetahuan seputar agama.
Karena pondok pesantren, jadi antara santri putra dan santri putri dipisah. Gedung siswa putra ada didepan masjid. Sedangkan gedung santri putri ada disamping masjid, melewati pintu yang cukup kecil terlebih dahulu untuk memasukinya :3
Gedung untuk putra
Photo is taken from my teacher
***
Hari pertama berjalan lancar-lancar saja. Saat buka puasa, aku sudah mulai merengek tidak kerasan. Mungkin inilah yang disebut sisi kekanak-kanakan yang ternyata belum hilang dari kepribadianku. Terus terang saja, dirumah alhamdulillah makanan sering berlebih. Disini, aku belajar berbagi, satu talam untuk 4 orang. Saat itu tentu saja kami berempat sama-sama lapar, karena kami semua sedang berpuasa.
Menu masakan begitu sederhana. Bukan menu favoritku, sama sekali aku tidak suka, bahkan saat bukneng memasak itu dirumah, aku tak pernah memakannya. Namun saat itu, tak ada pilihan lain selain memakannya. Iya, aku belajar berbagi disini. Aku belajar bersyukur disini. Aku belajar untuk menerima apapun dengan apa adanya. :')
Daaan satu hal lagi. Kita saat itu buka puasa lesehan. beralaskan tikar. beratapkan langit senja. Tanpa takjil. Tak ada kurma. Langsung makan nasi, sayur manisa, dan ayam yang potongannya jauh dari kata "besar". Tapi tak ada yang lebih indah dari bersyukur, kawan. Walaupun aku hampir muntah melihat kucing yang berkeliaran memasuki area makan kami, namun perut ini tak mau memuntahkannya karena mungkin rasa lapar telah mengalahkannya :')
***
Keplek dari sekolah
Hingga malam menjelang, tiap ada kesempatan, aku makan sedikit bekal makanan dari rumah. Perut ini masih lapar, btw. haha :D *kapan bisa kurus kalau laper terus gini? lol.
Hingga akhirnya...
Ada satu kejadian dimana saat itu jam menunjukkan pukul 22.00. Kita baru saja menyeleseikan materi. Jadwal selanjutnya adalah Dzikir dan sholat Tasbih hingga pukul 24.00 kemudian dilanjutkan dengan sahur hingga pukul 01.00 dini hari.
Aku dan ketujuh temanku berniat menuju masjid lebih awal dari yang lain untuk mencari tempat yang PEWE *baca : posisi wenaak*. Tapi, yang kami dapat adalah keadaan gelap gulita dimana semua lampu masjid dimatikan namun ada beberapa orang sedang sholat didalamnya.
Kami tetap saja melangkahkan kaki hingga akhirnya bukan tempat pewe yang kami dapatkan tapi kami diarahkan oleh dua orang untuk duduk disebuah ruangan yang gelapnya melebihi arang, hanya terdengar orang melafadzkan dzikir "Laaailahaillallah" dengan sangat lantang, cepat, dan gelengan kepala yang entah berapa kecepatannya.
Keplek dari pondok
Aku mulai merasa ganjil. Aku dari dulu fobia dengan kegelapan, pemakaman, dan jenazah. Aku memegang tangan temanku, eraaat sekali. Gemetar. Detak jantung sudah tak karu-karuan. Setiap ada orang baru masuk dan duduk, kami melihat sekilas, kita mencari wajah teman seangkatan kami, tapi yang kami temukan wajah ibu-ibu, masyarakat umum. Hingga pada akhirnya aku membaca sebuah tulisan dipintu, "Tempat Peziarah"
Lemas seketika. Nangis dengan spontan. Ketakutan akut. Ketika dua fobia bertemu, kegelapan dan pemakaman. PARAAAAAAH. Aku memaksa teman-temanku untuk bangkit segera. Kesimpulannya kami salah informasi. Agenda dzikir dan sholat tasbih diperuntukkan bukan hanya untuk santri tapi juga untuk masyarakat umum. Astagaaaaa -_-
Malam itu, bukan tidur nyenyak yang aku lakukan. Kebayang-bayang. Orang Jawa bilang "sawanen". Dan hari pertama dipondok yang berjalan biasa-biasa saja pada awalnya, benar-benar terasa tidak biasa ketika malamnya.
Aku, yang jarang bahkan hampir tidak pernah ke pemakaman, dengan ajaibnya bisa nyasar ke area pemakaman, tanpa penerangan apapun, ditambah lagi tengah malam dan saat itu hari Jumat.
***
Sabtu, 11-08-12
Hari kedua dipondok, merasakan yang namanya "homesick". Benar-benar nggak kerasan, mungkin efek kejadian malam harinya. Agenda diisi dengan materi, materi, dan materi, sholat dhuhur kemudian penutupan.
Penutupan
Photo is taken from my teacher.
***
Dari kegiatan ini, aku sadar aku masih belum bisa mandiri. Aku masih sering mengeluh. Aku masih sering manja, merengek minta ini itu. Harusnya aku lebih banyak bersyukur. Dan dengan salut bangga, aku berikan 4 jempolku kepada siapapun yang betah menuntut ilmu diperantauan dan jauh dari keluarga. :) You guys, are amazing zing zing :)) Wish God always blesses you :) amin.
From left : chaca, me, nisa, nyanya :))
Sesaat setelah registrasi.
***
Last but not least. Maybe it has been tooo late, but its better that nothing, right? I would like to say "Happy Eid Mubarok 1433 H" for everyone who celebrated. Taqobbalallahu minna wa minkum, taqobbal ya karim. Minal aidzin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin :)
Em belum lulus itu..kan cma 2 hari :p
BalasHapusbut it's nice post! :) semaangat dek!
eh ciyee ada anak pondok asli ngasih komen #eh
BalasHapusanggap aja lulus deh :D. makasi mas. semangat juga :))
oke dedekkk.. :D tetep semangat... kl bisa kuliahnya di mesir :D
BalasHapussiaaap kakak ._.
BalasHapusbeeeh, diluar kota aja ga diizinin, gimana mau dimesir -_- bogor aja deh yaa Hahaha :D
mbb dedek :)
BalasHapuswawww.. ciyuuusss mau di bgoor :D heheheh :) gpp deh kesini :)