Kamis, 23 Oktober 2014

Dentistry Charity V (1). Keberangkatan Bakti Sosial FKG UNAIR di Pulau Bawean

Hai sahabat blogger, selamat malam semua. Oh iya, sebenernya ini super duper late post tapi yaa being late is better than never, right? Yap, beberapa bulan yang lalu, Indonesia merayakan hari kemerdekaannya, tepatnya tanggl 17 Agustus. So, what did you do on that day, gaes? Alhamdulillah, tahun ini pertama kalinya aku merayakan kemerdekaan diluar pulau, jauh dari orang tua, tepatnya di Pulau Bawean. Ada yang belum tahu Pulau Bawean dimana? Here I share you the map.

Pulau Bawean. Pulau kecil yang terletak
antara Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Source: google
Sekilas tentang Pulau Bawean. Pulau ini termasuk dalam kabupaten Gresik, Jawa Timur. Disana hanya ada dua kecamatan, kecamatan Sangkapura dan kecamatan Tambak. Topografi wilayahnya kebanyakan dan hampir semua pegunungan, kalau ngga gitu yaa laut. Jadi, selama disana, jarang dan hampir ngga pernah aku menemukan jalan panjang yang datar. Untuk mencapai kesana, bisa naik kapal bahari express selama 3 jam. Kapal bahari express ini tidak selalu jalan tergantung kondisi cuaca. Tapi, kemarin alhamdulillah kita kerjasama dengan TNI AL, jadi naik kapal TNI selama 12 jam.

***

Jujur aja, awalnya ibu ngga ngizinin soalnya yaa biasa lah takut anaknya kenapa-napa apalagi saat itu angin lagi kenceng-kencengnya dan ombak lagi tinggi-tingginya tapi akhirnya diizinin karena ayah bilang kalau kapal TNI insyaAllah aman. Disana kita menginap dirumah warga sejak tanggal 14-20 Agustus 2014. Seru banget deh pokoknya.

Terakhir aku naik kapal itu waktu ke Bali dan itupun kapal ferry cuma 30 menit. Jadi, kebayang ngga sih noraknya aku yang notabenenya anak kuliahan semester dua yang pertama kali dapet pengalaman naik kapal TNI super keren selama 12 jam? hehehe. Oh iya, acara ini diliput oleh metro tv dan 20 media nasional yang lain. 

KRI Teluk Banten 516. Ini nih kapal yang kemarin aku tumpangi
***
Your future dentist
Well, selama satu minggu bakti sosial, tentunya banyak (banget) pengalaman baru mulai dari keberangkatan sampai aku menginjakkan kaki kembali di Surabaya. Selama kurang lebih 12 jam dikapal, setiap beberapa anak dikasih fasilitas 1 kamar dan masing-masing 1 tempat tidur. Kamarnya juga nyaman, berAC, kamar mandi dalam, alhamdulillah hehehe. Selain itu, kita juga diperbolehkan berkeliling menjelajah kapalnya.




Helipad
Awal perjalanan sih mulus-mulus aja, Aku ngga ngerasa pusing ataupun mabuk. Sebelum makan siang, ada persentasi sedikit dari pihak TNI tentang sejarah kapal, deskripsi kapal, dan sebagainya. Yang paling aku ingat sih kalau kapal ini pernah jadi "istana berjalan" karena presiden BJ Habibie pernah singgah di kapal ini. Kemudian, pihak TNI juga menyampaikan, "Hari ini berdasarkan ramalan cuaca, ombak memang sedang tinggi-tingginya. Yaa semoga perjalanan kita lancar."

Benar saja, beberapa saat kemudian, kurang lebih satu jam, gelombang mulai terasa. Kapal mulai goyang-goyang. pintu lemari didalam kamar buka nutup sendiri kebanting-banting gitu. Buka pintu juga harus sekuat tenaga, aku mulai pusing, mabuk, tapi alhamdulillah ngga sampai muntah. Lucunya ketika sholat jadi ngga bisa khusyu', kalau berdiri, atau rukuk jadi kayak mau roboh gitu. Ibaratnya kayak gempa yang skalanya 5 ke atas lah yaa. hehehe


All I see is beautiful blue sea
Cukup lama gelombang yang bikin kondisi kapal kayak gempa itu. Sebenernya, aku takut. Selama itu, yang bisa dilihat cuma laut biru aja, sinyal juga udah hilang. Gelombang mulai reda saat matahari mulai turun menjemput senja.

Sunset diatas kapal. Lebih sempurna kalau ada pasangan ini hahaha
Kurang lebih pukul 9 malam, setelah 12 jam perjalan, akhirnya kapal sampai didekat Pulau Bawean. Daratan sudah mulai nampak dan hati mulai lega. Tapi ternyata, ada instruksi bahwa kapal tidak bisa merapat ke pelabuhan bawean. Malam itu, ada dua pilihan. Menginap dikapal sampai pagi untuk menunggu ombak turun kemudian saat pagi hari kita akan bergantian naik sekoci dimana satu sekoci diisi 20 orang. Atau pilihan kedua kita menunggu beberapa saat untuk turun dari kapal, naik sekoci malam itu juga. Kapten kapal sempat khawatir atas pilihan kedua karena ombak yang besar berpotensi untuk sekoci mudah terbalik, tapi jika kita menunggu sampai pagi, rundown acara yang sudah disusun sedemikian rupa akan berubah banyak. Dengan segala proses yang ada, akhirnya malam itu juga sekitar pukul 10.30 malam, satu sekoci turun dan diisi hanya 3 orang (ketua dan wakil panitia serta 1 dosen pembimbing) untuk mencoba seberapa besar ombaknya dan alhamdulillah ternyata memungkinkan kami semua untuk digilir naik sekoci malam itu juga.

Penurunan sekoci
Penurunan tangga

Sebenernya, dengan mendengar kata sekoci, yang aku ingat adalah film titanic dan film life of pi. Seperti biasa, aku takut. Duuh, kapan yaa aku jadi pemberani.

Putri Indonesia *ditapuk* turun dari tangga haha
Yaaa diatas sekoci aku pegangan erat, tapi ternyata naik sekoci ngga seseram yang aku bayangkan. Memang aku yang terlalu alay mikirnya hehe. Naik sekoci ternyata seru apalagi ditengah malam dan saat kita memandang keatas, kita disuguhi pemandangan jutaan bintang. Subhanallah, sumpah indah bangeeeetttttt.

Alhamdulillahirabbil'alamin, 12 jam perjalanan ini benar-benar tak tergantikan. Sensasi rasa setiap hal yang terjadi sungguh menakjubkan hehehe. Sampai didaratan bawean, kita naik pick up dan angkot untuk menuju desa yang akan jadi tempat tinggal kita.

Hari pertama ini ditutup dengan cerita dari kak fatimah. Anak dari ibu yang rumahnya aku tinggali. Ia bercerita bahwa sejak jam 5 sore, warga satu kampung telah berkumpul di pelabuhan untuk melakukan upacara penyambutan. Anyway, jarak antara desa dan pelabuhan kurang lebih 30 menit. Bahkan, penampilan rebana dan sholawat telah siap tampil dengan make up lengkapnya. Namun, sampai jam 7 malam, rombongan kita belum datang dan saat tahu bahwa kapal yang kita tumpangi sedikit terlambat datang akibat gelombang, akhirnya mereka membubarkan diri.


to be continued yaaa
Good night

2 komentar: