Senin, 11 Agustus 2014

Jelajah Kota Surabaya (2). Museum Santet (Museum Kesehatan) Surabaya

Selamat malam, teman-teman. Tetap semangat kan? Oh iya, mumpung masih dalam suasana idul fitri, Adina dan keluarga ingin mengucapkan "Selamat hari raya idul fitri 1435 H. Taqobbalallahu minna wa minkum taqobbal ya karim. Minal aidzin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin."

***
Oh iya, sudah membaca postinganku tentang jelajah kota Surabaya (1) di House of Sampoerna? Kalau belum, coba baca disini. Diakhir postingan tersebut, aku sempat berjanji untuk membagi ceritaku ketika berkunjung di museum santet alias museum kesehatan Surabaya. Well, here is the story.


Digerbang depan museum ini memang bertuliskan museum kesehatan, namun tempat ini juga dikenal sebagai museum santet. Kenapa? Karena tempat ini didesain menjadi beberapa sasana, seperti sasana Adhyatma, kencana, kesehatan reproduksi, genetika, kesehatan budaya, medik dan non medik. Dimuseum ini, kita bisa menemukan berbagai alat kesehatan sejak jaman dahulu sampai yang cukup modern. Dimuseum ini juga, kita bisa melihat bukti nyata adanya pengobatan tradisional yang berbau mistis, ada jelangkung, nini towok, benda-benda hasil santet, dan lain sebagainya.

Museum kesehatan sendiri terletak di Jl. Indrapura no. 17. Tarif masuknya benar-benar sangat murah, cuma Rp. 1500. Waktu itu aku kesana cuma berdua sama teman SMP. Bener-bener berniat iseng karena penasaran. Aku tahu tempat ini dari acara "Indigo" di trans tv, sekarang acaranya udah ngga ada sih cuman dulu aku mesti nonton apalagi waktu yang episode di Surabaya dan mengambil tempat di museum ini.

Museum kesehatan sendiri dulunya itu rumah sakit kelamin namun disalahgunakan menjadi rumah sakit aborsi. Tempat aborsi inilah yang biasanya dijadikan shooting acara-acara tv yang berbau ghaib dan cukup menakutkan.

Waktu masuk museum dan udah beli karcis, aku bener-bener takut, rasanya pengen pulang aja tapi temenku bilang "Percuma kalau udah jauh-jauh kesini tapi pulang cuman gara-gara takut." Aku kira pengunjung bakal muter-muter museumnya sambil ditemenin guide gitu (at least, itu bisa ngurangi rasa takutku). Ternyata, kita cuma jalan berdua dan bener-bener ngga ada orang. Oh, noooooo.

Ilustrasi gambar pahlawan-pahlawan yang berjasa
didunia kesehatan pada masanya. Ada Hipocrates, dkk.
Ngga mbayangin kalau dokter zaman sekarang
juga wajib pake pakaian Jawa lengkap gini.
Oh iya, selain itu ada juga foto-foto dokter zaman Hindia-Belanda. Itu juga cukup bikin merinding. Entah memang menakutkan atau aku-nya yang keterlaluan penakut.

Mesin ketik zaman dulu

Peralatan untuk pemberantasan nyamuk malaria.
itu belakangnya ada sepeda kebo,
ada beberapa kendaraan zaman dulu juga.
Barang ini pernah dibahas di acara Kick Andy - Metro tv.
Lihat videonya disini untuk part 1 dan disini untuk part 2.
Kasur zaman dulu buat pasien yang melahirkan
Alat bantu jalan dari berbagai daerah di Indonesia.
Kalau dulu dari kayu, kalau sekarang bahannya udah lebih modern yaa
Koper dokter zaman dulu
Alat untuk pemeriksaan mata zaman dulu
Alat rontgen zaman dulu
Alat-alat kedokteran. Sebagian udah punya lah yaaa hehe
Dental chair jaman dulu. Agak lucu yaa hehe
Ada yang memorable sekali waktu aku nyampe dental chair ini. Dideket kursi dokter gigi ini, ada sebuah lemari yang berisi alat-alat kedokteran gigi zaman dulu, dibelakang lemari tersebut ada sebuah pintu yang terlihat dikunci. Saat aku hendak memotret isi dari lemari tersebut, pintu dibelakangnya tiba-tiba seperti terbanting sangat sangat keras, seperti ada yang mendobrak dari dalam, pintunya pun bergetar beberapa saat, dan ternyata dibagian depan pintunya itu ada kertas menggelantung dan bertuliskan "TEMPAT PENENTUAN UJI NYALI". Aku refleks noleh ke temenku, temenku juga noleh ke aku, kita saling tatap mata. Mungkin kalau aku ngga tau malu, aku udah kencing ditempat (?). Aku langsung refleks lari, tapi temenku bilang "Jangan lari! Ojok wedi-wedi ta makane, malah diwedeni engkok (jangan terlalu penakut, nanti semakin ditakuti)."

Well, akhirnya aku jalan seperti biasa walaupun masih terngiang-ngiang suara dobrakan pintu yang terkunci itu. Aku lihat wajah temenku, rasanya dari wajahnya dia juga terlihat kaget tapi mencoba buat tenang.

Yang gini juga ada di museum ini
Setelah dari alat-alat filter itu, akhirnya tinggal satu bagian lagi yang belum diamati. Yap, bagian pengobatan tradisional yang terkenal cukup nyeremin. Ibarat acara uji nyali, rasanya aku udah mau lambai tangan ke kamera tapi lagi-lagi temenku paling pemberani ini menguatkanku wkwkwkwk

Alat pasung. Liat ini sambil mbayangin gimana
keadaan orang yang memakai pasung ini pada saat itu.
Well, satu-satunya foto yang hasilnya bagus pada bagian kesehatan tradisional cuma itu. Beberapa bagian aku ngga berani liat bahkan aku jalan cepet hehehe. Kayak barang-barang santet, jelangkung, nini towok, dll itu aku cuma liat sekilas dan langsung nunduk liat lantai. Kalau penasaran fotonya, silahkan search aja di google pake keyword "museum santet Surabaya" karena banyak orang yang dengan mental bajanya berani memotret hal-hal seperti itu.

***
Oke, ini ada sedikit ulasan tentang museum santet alias museum kesehatan menurut aku pribadi.

Dari segi edukasi, menurutku sudah cukup baik lah yaa. At least, alat-alat yang ditampilkan itu ada tulisan nama alat dan sedikit penjelasannya. Namun, alangkah lebih baiknya kalau bentuk penjelasan setiap alat itu lebih diperindah lagi sehingga pengunjung yang dateng itu ngga cuma liat nama alat dan lihat barangnya karena males baca penjelasannya yang kurang menarik.

Dari segi lokasi, sebenernya lokasinya cukup strategis menurutku. Museum ini terletak didepan jalan raya yang selalu rame setiap saat. Sebenarnya, aku cukup sering melewati jalan raya didepan museum ini tapi anehnya ngga pernah sadar akan keberadaan museum ini, baru sadar kalau ada tempat ini yaa waktu liat acara Indigo di trans tv beberapa tahun yang lalu.

Oh iya, kalau lihat museum kesehatan ini sebenernya bangunannya bagus karena (menurutku) arsitektur bangunan Belanda itu eksotis tapi dari segi desain interior sama penataan alatnya (menurutku) kurang menarik gitu. Aku mbayangin cat ruangannya ngga putih flat gitu, terus ada hiasan-hiasan yang lucu, mungkin itu juga bisa mengurangi kesan menyeramkan.

Hal terpenting yang bisa aku ambil adalah jangan kesini sendirian atau cuma berdua. Bawalah rombongan sebanyak-banyaknya! Kalau perlu satu kampung gapapa dibawa. Lumayan kan, tempat edukasi yang baik tapi dengan tarif biaya yang sangat hemat.

Museum ini rasa-rasanya seperti sudah dicap sebagai tempat yang menyeramkan karena dari gedungnya saja yang ex tempat rumah sakit aborsi pada zaman dahulu, ditambah lagi beberapa kali digunakan sebagai tempat shooting acara tv yang berbau mistis. Namun, perlu diingat kalau manfaat yang bisa dipetik dari keberadaan museum ini (pastinya) jauh lebih besar.

Kalau mau dapet ilmu yang bermanfaat sambil jalan-jalan dan merasakan sensasi berada ditempat bersejarah tapi ngga punya banyak duit? Museum kesehatan ini bisa jadi solusi, kawan. Tiketnya cuma Rp 1.500!

***
ps: Saat aku googling tentang tempat uji nyali di museum kesehatan ini, memang benar kalau pintu yang terbanting saat aku berkunjung kesana itu dalemnya adalah tempat uji nyali.

Cukup sekian dulu. Sampai jumpa di jelajah kota Surabaya part 3 ditempat yang masih dirahasiakan hehe. Thanks for reading. Have a nice day  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar