Selamat malam, penikmat blogger. Entah kesambet apa, terlepas esok hari, jadwal praktikum 6 jam dan kuliah full jam 7 pagi sampe 3 sore, malam ini pengen berbagi cerita tentang jatuh bangun, suka duka, bahagia dan isak tangisnya seorang mahasiswi pendidikan dokter gigi yang masuk jurusan ini bukan karena passionnya tapi demi orang tuanya.
Buat kalian yang mengikuti aktif perjalanan blog ini (emang ada? lol), sudah baca ini sebelumnya? Oke, mungkin aku berkali-kali mengulang ini. Tersirat tujuan aku masuk jurusan ini karena (pastinya) menuruti permintaan orang tua terutama ibu yang pengen anaknya jadi dokter dan mandiri tanpa nantinya harus ngelamar kerja sana-sini, karena kata ibu, dokter itu bisa mandiri, bisa membuka praktek sendiri dirumah, bisa membantu orang lain lewat keahliannya.
Kemudian, kenapa FKG? Kenapa bukan FK? Lagi-lagi aku berkali-kali mengulang ini, dulu jaman-jaman seleksi jalur undangan, banyaknya anak yang ingin masuk FK membuat nyaliku ciut sendiri memilih jurusan itu. Walaupun saat itu, ranking paralelku dan nilai rapot yang (alhamdulillah) selalu bikin orang tua senyum bangga, tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku memilih FKG.
Pertimbangan apa?
Pertama, dulu aku berfikir, pemilih FKG pada pilihan pertama cuman segelintir anak saja. Jadi, peluangku untuk masuk lewat jalur undangan jadi lebih besar. Pada akhirnya, memang aku diterima disini lewat jalur undangan.
Kedua, dulu aku berfikir, FKG itu fakultas kedokteran gigi. Paling tidak, yang dipelajari itu ngga banyak, berkisar fokus pada gigi. Jadi, ngga perlu ribet melajari seluruh tubuh kayak dokter umum.
Sayangnya, Aku tidak memikirkan gimana kalau aku ngga kerasan, ngga kuat sama pelajarannya yang kebanyakan itu tulisan dengan textbook setebel bantal sedangkan aku suka sekali dengan hitungan dan angka.
***
Saat ini....
Aku masih berada di semester 2, masih semester muda, perjalanan masih panjang, masih tersisa 4,5 tahun lagi untuk menjadi seorang dokter gigi. Refleksi semester satu kemarin, gimana jungkir baliknya belajar tumpukan handout. Aku rindu berhitung. Aku rindu matematika, fisika, dan kimia.
***
Sebuah mindset yang salah
Mindset tentang FKG yang tampak orang awam hanya mempelajari tentang gigi is absolutely wrong! Dulu aku berfikir, mata kuliah anatomi yang terkenal menyeramkan karena bedah-bedah mayat (cadaver) itu bisa diminimalisir karena ngga perlu belajar banyak-banyak, cuman belajar wajahnya aja. FAKTANYA, mahasiswa FKGpun mempelajari semua komponen tubuh manusia termasuk wajah, leher, dada, perut, tangan, dan kaki.
Mata kuliah lainpun tak jauh beda. Pada akhirnya, ibarat berenang, aku sudah memutuskan untuk meluncur, tak mungkin aku berdiam diri karena aku bisa mati tenggelam, maka berbagai gaya berenangpun aku lakukan untuk tetap berada dipermukaan air. Yap, berbagai gaya belajarpun aku coba supaya aku bisa tetap bertahan disini.
***
Sama sekali bukan perkara mudah memutuskan untuk fokus pada suatu jurusan yang sama sekali diluar angan-angan. Gimana belajar jungkir balik memorising tumpukan handout. Adik yang selalu protes ketika aku berisik karena belajar dengan ngomong sendiri, jalan-jalan muter dari ruang tamu-dapur-ruang tamu, dst buat ngafalin handout. Padahal dulu jaman SMA, ketika aku sudah ketemu buku matematika, dkk aku bisa duduk, diem, ngitung, fokus, tanpa terasa udah berjam-jam.
Mereka diluar sana (mungkin) ngga tahu gimana perjuangan bertahan disini. Gimana aku bisa tiba-tiba nangis sendiri dikamar karena tumpukan handout sudah berkali-kali aku pahami tapi hanya sedetik aku inget kemudian aku lupa padahal besok waktunya ujian. Gimana waktu praktikum bedah-bedah mayat itu, mereka pada antusias menguliti setiap sentimeter kulit cadaver, sedangkan aku komat-kamit baca alfatihah dan doa-doa lain, ketakutan luar biasa, dan hanya menguliti cadaver ngga sampe 5 cm. Baru nanti ketika otot, saraf, dll sudah terlihat, aku baru mengamati setiap bagian yang (lagi-lagi) harus aku inget nama-nama ilmiahnya.
Mereka diluar sana (mungkin) ngga tahu gimana susahnya berjuang untuk menjadi seorang dokter. Kalau boleh mengutip sedikit sebuah testimoni dari seorang teman, "ah entahlah terkadang gak habis fikir juga dengan orang-orang yang ber mindset "cita-cita jadi dokter,biar hidup sejahtera (materi)" bukankah dari awal sudah jelas kalau dokter itu "profesi pengabdi" yang tak di ukur dari materi, yang menolong di atas segala kepentingan pribadi. kalau memang tujuan utamanya ingin sejahtera secara materi bukankah "menjadi pengusaha" sudah jelas menawarkan sebuah profesi yang menjanjikan kemakmuran materi tanpa harus bersusah payah berkedok sebagai pengabdi ? Jadi kalau cita-cita utama ingin makmur materi, DOKTER BUKAN PILIHAN YANG TEPAT".
***
Contohnya nih. Ini tulang tengkorak yang sudah dipotong secara sedimikan rupa. Dulu jaman SMA, aku kira tengkorak itu ya udah tengkorak aja tapi ternyata setiap lekukan kecil memiliki nama, dan itu harus hafal, belum nanti harus ngafalin saraf dan pembuluh darah yang melewatinya.
Ini nih saraf yang nginget-ngingetnya bisa bikin sarap |
Menjadi dokter itu ngga mudah, kawan. Pikir dua kali kalau mau pilih jurusan ini. Kalau bukan bener-bener passion dan kemampuan ngga mumpuni, jalan sukses yang lain masih banyak kok.
Tetap semangat! ^^
Jaman-jaman semester 1 awal praktikum anatomi. Ini diruang praktikum anatomi FK unair. Sudah pernah dengar gosip tentang ruangan itu belum? hehehe |
Jaman-jaman #stopkriminalisasidokter |
Thanks for reading. Good night ♥♥♥♥♥
Semoga dilancarkan dan dikasi kemudahan Adina. Kalau tujuannya untuk kebaikan, insya Allah profesinya berkah. Semangat bu dokter! *sambil mangap mamerin gigi yang berantakan
BalasHapusamiin. makasi mbak yulia. *peluuuuk muah muah
BalasHapusSemangat yaaa. Jangan pernah putus asa! :)
BalasHapusaaaaahhhh
BalasHapussama din
dan masih bingung juga sama cara belajar yang bener bener enak itu bagemanaaaah ~ ><
kadang suka putus asa kalo kedapetan mata kuliah yang hmmmm :")
semangat dinaaaaaaa :") semangat buat kita dan semuanyaaaa ~
mbak gusti: makasi mbaaak cantik. semangat juga buat mbak gina
BalasHapusyay: makasi yay, semangat juga sukses jadi dokter hewan
Adina babyyyyyyy #peyuuukkk
BalasHapus*peluuuukbalik nisaaaaa
BalasHapusKenapa mahasiswa fkg harus mempelajari anatomi bagian tubuh lainnya juga ya? Ada dikasih tau dosennya kah mbak alasannya? Terimakasih:)
BalasHapussuper.. (y)
BalasHapusAku maba kedokteran gigi baru aja ketrima lewat jalur undangan, sama banget sama Kak Adina yang awalnya mau taruh pilihan di kedokteran dan sedikit belok ke kedokteran gigi karena banyak banget di atasku yang milih kedokteran��
BalasHapusSemangat terus kuliahnya ya kak����
aku msh kelas 12 kak,rencananya mau ambil kedokteran gigi karena alasan yang sama persis kayak kakak btw semangat kuliahnya kak doakan aku bisa nyusul jadi mahasiswa FKG hehe
BalasHapus