Rabu, 14 Agustus 2013

Introspeksi Diri. Ranu Bedali, Lumajang

Banyak hal di dunia ini yang terjadi tanpa diduga. Termasuk pengalamanku saat perjalanan pulang dari tradisi mudik beberapa hari yang lalu. Aku mudik ke Kabupaten Lumajang, kurang lebih 4 jam dari Surabaya melalui jalan darat. Karena tersisa beberapa jam waktu tersisa, aku memutuskan untuk googling beberapa destinasi wisata dan memutuskan untuk mengunjungi salah satunya. Siapa tahu bisa bertemu dengan surga tersembunyi di Kota Pisang ini.

Lumajang Kota Pisang
Setelah googling beberapa saat, aku memutuskan untuk mampir sejenak di "Ranu Bedali". Dengar namanya saja baru sekali, tapi waktu googling lihat lihat fotonya kok kayaknya bagus. Tancap gas capcus berangkat!

Awalnya excited banget, waktu udah nyampe tempatnya..... berasa speechless bingung dan entahlah
aku : "mana tempat parkirnya?"
petugas : "yaa disini" *menunjuk tanah yang tak lapang dan letaknya tepat didepan kuburan*

loket masuk Ranu Bedali juga tepat didepan kuburan, jalan masuknya juga lewat samping kuburan. Mau ngga jadi ngunjungi nanti jadi penasaran. Mau ngelanjutin masuk ke Ranu Bedali, badan udah gemeteran takut luar biasa.

Kira-kira 100 meter dari jalan masuk, alhamdulillah sudah terlihat Ranu Bedali-nya.

This is it! Ranu Bedali, Ranuyoso, Lumajang.
Foto diatas diambil dari atas perbukitan. Jika ingin melihat lebih dekat, kita harus turun. Bukan hal yang mudah untuk turun perbukitan dengan jalan terjal, sempit, curam, tidak ada pengaman pagar, dikelilingi tebing. Ngga bayangin gimana kalau keadaannya hujan. Tanah longsor bukan tidak mungkin terjadi.

Selama perjalanan turun, kaki gemeteran luar biasa takut salah langkah kemudian terperosok *naudzubillah.

Keadaan jalan
Selama perjalanan turun bukit, aku beberapa kali berpapasan dengan bapak bapak pencari rumput. Namun, aku lebih sering berpapasan dengan remaja-remaja yang entah kenapa memandangku sebegitunya. Entah aku yang terlalu PD atau memang mereka yang seperti itu. Beberapa bahkan mengarahkan kameranya ke arah wajahku dan bahkan ada yang menjawil lenganku dan langsung kabur. Istighfar berkali-kali, sabar sabar sabaaaar. Istighfar, ngga boleh emosi, ditengah hutan harus banyak sholawat dan dzikir.

Forest!
Dari awal aku meyakinkan diri, aku pasti kuat naik turun bukit ini. Sejujurnya si merasa tertantang gitu, ditambah lagi setiap mbaca postingannya mbak Yulia yang sering naik turun gunung dan notabenenya kita sama sama memiliki aritmia dan skoliosis, jadinya yaa aku terinspirasi dan jadi nekat menjelajah Ranu Bedali ini hehehe.

Sejujurnya ini pengalaman pertama ngunjungi tempat yang perlu perjuangan kayak gini. Setelah gemeteran turun bukit, akhirnya sampai juga di dasar bukit.

Kaki gemeteran tapi masih sempet-sempetnya senyum
Foto-foto beberapa saat dan aku memutuskan untuk kembali ke atas. Ternyata, naik bukit itu lebih berat. Huh hah huh hah huh hah. Dengan jalan terjal, degap jantung mulai tak karu-karuan, mulai pusing, mual, berkali-kali istirahat di pinggir tebing, ngos-ngosan, berpapasan dengan remaja-remaja yang memandang sangat tidak biasa, menguat-nguatkan diri untuk kembali ke atas. Finally, alhamdulillah sampai kembali diatas bukit daaaan pingsan!

YAP! Aku ngga bisa mengelak Ranu Bedali memang bagus tapi masih banyak sekali hal yang sangat sangat sangat perlu dan akan lebih baik jika dibenahi. Semoga Ranu Bedali ini terawat dan bisa jadi destinasi wisata yang menarik dan mengundang banyak wisatawan. Amin

INDONESIA ITU KAYA!

Hijau royo-royo. Diatas bukit Ranu Bedali
"Kalau udah tahu ngga mampu naik turun bukit jangan sok-sokan."--Ibu

Thanks for reading 

3 komentar:

  1. Heeh? pingsan beneran X(. Hayo Adina latihan jalan kaki saja kalau akhir pekan, hehe lumayan lho buat latihan ngatur nafas sama memperkuat jantung. Yang penting rutin. Btw, aku baru tahu Lumajang itu kota pisang haha

    BalasHapus
  2. iya mbak hahaha. iya pengennya gitu, mbak tapi weekend itu bangun paginya susah banget hahaha. iya, kota pisang, banyak pisangnya :3

    BalasHapus
  3. wah, keren pengalaman ke ranu bedalinya.. asli lumajang mbak? lumajang emang banyak destinasi wisata alam yang masih alami hhe. :D

    BalasHapus